Tuesday, May 14, 2013

Manfaat Workshop Autoplay

Sebelumnya terimakasih dulu kepada :
1. DIKNAS Kota Malang
2. SMAN 10 Malang

Karena tanpa dukungannya saya tidak tahu apa-apa :)

Untuk lebih jelasnya saya ambil berita dari website SMAN 10 Malang aja :)

meluncurrr....

SMAN 10 Malang memang sekolah yang penuh dengan prestasi. Tidak hanya siswa-siswinya saja namun Bapak/Ibu gurunya tak kalah hebat. Beberapa waktu yang lalu, Pak Avo Satriyatma,S.Pd, guru TIK SMAN 10 Malang Kampus I tersebut menjadi guru terbaik dalam Presentasi Workshop Pengembangan Perpustakaan Elektronik melalui Media Pembelajaran Interaktif. Workshop ini yang dilakukan selama 5 hari di Hotel Royal Orchid, Batu mulai Selasa (23/04) sampai Sabtu (27/04).
Judul acara “Workshop Pengembangan Perpustakaan” menjadi sesuatu yang tak terduga bagi Pak Avo. Bapak guru muda ini tak menyangka jika dalam rangkaian acara workshop, diadakan pula praktek pembuatan software bernama Autoplay.

Malang Post 14 Mei 2013
Ketika ditanya tentang persiapan apa untuk menghadapi lomba tersebut, Pak Avo justru tertawa. “
Disinilah lucunya. Saya saja tidak tahu kalau ada lomba-lombanya. Sebenarnya, ini bukan lomba. Judulnya saja ‘workshop’ dan sayapun juga bersama Pak Fendy, Pustakawan. Awalnya memang kita diberi materi tentang autoplay oleh dosen-dosen yang sudah S3 di UM. Barulah kita disuruh bikin softwarenya”.
Awalnya, beliau mengaku bahwa di hari pertama, beliau sedikit ogah-ogahan. Duduknya di bagian pojok paling belakang lengkap sudah menambah suasana membosankan. Pak Avo merasa tidak percaya diri karena yang diundang adalah guru-guru TIK SMP, SMA , dan SMK di Kota Malang. Bahkan di hari pertama, yang beliau kerjakan hanyalah meng- install software, tak ada yang lain. Demikian pula di hari kedua, tak banyak materi yang terserap oleh beliau. Ketika mencoba membuat software pun beliau belum menemukan ide cemerlang, tak ada inspirasi.
Namun berbeda di hari ketiga, rupanya sebuah hidayah telah jatuh kepangkuan Pak Avo. Beliau berniat untuk sungguh-sungguh mengerjakan sorfware ini dengan mengerahkan segala kreatifitas beliau. Walaupun sedikit minder karena beliau merasa banyak guru yang lebih berpengalaman terutama mereka yang mengajar di SMK yang setiap harinya mengajar lebih banyak.
“Tujuan software ini sebenarnya untuk memudahkan dalam menampilkan berbagai jenis program yang mudah dan lengkap. Mungkin ini sejenis flash. Namun, satu kekurangannya, katanya sih, tidak bisa menampilkan power point. Saja jadi penasaran dan saya coba mengutak-atik sendiri”, papar beliau.
Pak Avo yang basicnya belajar bahasa pemrograman, cukup mendapatkan kemudahan dalam menelusuri misteri power point tersebut. Dengan segala kreatifitas, beliau juga membuat design-design tampilan yang menarik. Pembuatan software ini memakan waktu sekitar 2 hari. Hari Jumat saatnya finishing, sebab Hari Sabtu sudah tidak ada kegiatan pembuatan software. Tak ada kesulitan yang berarti bagi Pak Avo karena ini hal yang beliau senangi.
Tak disangka, Pak Avo membuat suatu penemuan. Power point yang katanya tak bisa ditampilkan, ternyata bisa bekerja dan berhasil dibuktikan. Alhasil, ketika beliau melakukan presentasi di depan para dosen S2 dan S3 serta semua guru TIK yang hadir, beliau mendapat tanggapan positif.
“ Wah, saya sangat senang sekaligus tidak menyangka. Saya mengajari para dosen S2, S3 dan semua audien. Mereka mengatakan ini sebuah penemuan. Ketika teman saya mendapat 13 voting audien, saya sudah tidak percaya diri. Eh, ternyata saya justru dapat 24 orang. Alhamdulilah”.
Semuanya memang serba surprise, tak ada angin tak ada hujan, sebuah bingkisan juga disediakan bagi guru terbaik tersebut. Sebenarnya, selama mengikuti workshop tersebut, intisari yang bisa dipetik oleh Pak Avo adalah betapa pentingnya sekolah yang berbasis ICT. ICT bukan sebagai pameran belaka maupun hanya untuk bersenag-senang. Namun, ICT dapat mempermudah siswa-siswi dalam belajar. (cin)

Channel Youtube Saya